5 Pemain Legendaris yang Tidak Pernah Bermain di Piala Dunia
Keberhasilan seorang pesepak bola seringkali diukur dari kesuksesan bersama negaranya. Meski sukses di klub jika tidak pernah mengharumkan nama negaranya itu terasa hambar. Apalagi jika sang pemain mampu membawa negaranya ke ajang prestisius seperti Piala Dunia. Kendati tidak memenangkannya namun ada kebanggaan dalam diri bermain di Piala Dunia.
Tampil di Piala Dunia merupakan mimpi besar bagi para pesepak bola. Nama besar tidak jaminan Anda bakal bermain di turnamen sepak bola empat tahunan antarnegara dunia tersebut. Bahkan beberapa pemain hebat tidak bisa merasakan nikmatnya bermain di Piala Dunia. Padahal di level klub para pemain hebat tersebut mampu bersinar.
Sederet legenda sepak bola dunia malah tidak sempat merasakan turnamen Piala Dunia. Berikut daftar legenda sepak bola dunia yang kehebatannya tidak pernah dipamerkan di ajang empat tahunan ini.
1. Alfredo Di Stefano
Satu-satunya pemain di daftar ini telah mewakili dua negara di tingkat internasional yakni Argentina dan Spanyol. Di Stefano telah menjadi legenda bagi Real Madrid setelah memenangkan 5 Piala Eropa berturut- turut dari 1955-1960 dan mencetak gol dan berperan dalam dominasi klub pada Piala Champions Eropa dan La Liga selama 1950-an.
Legenda El Real itu sejatinya memiliki tiga kewarganegaraan sepanjang menjalani karier sebagai pesepakbola. Pada 1950 Di Stefano adalah penggawa tim nasional Argentina yang memilih untuk absen dalam turnamen empat tahunan tersebut. Bermain untuk Kolombia pada 1954 ternyata tidak juga mengubah nasibnya FIFA memutuskan negara tersebut tidak memenuhi syarat untuk mengikuti turnamen yang mereka kelola.
Spanyol adalah negara ketiga yang diperkuat Di Stefano dalam kariernyatapi pada 1958 Negeri Matador gagal lolos. Pada tahun 1961 Di Stéfano membantu Spanyol lolos ke Piala Dunia 1962. Namun sayangnya cedera otot tepat sebelum kompetisi menghalangi dia untuk berpartisipasi. Seiring bertambahnya usia Di Stefano akhirnya menggantung sepatu dan bisa dibilang pemain terbesar yang tak pernah main di Piala Dunia.
2. George Best
Pesepakbola tampan nan flamboyan yang namanya begitu dipuja oleh pendukung Manchester United hingga hari ini tidak pernah tampil di Piala Dunia. George Best menjadi tokoh sentral ketika Setan Merah meraih trofi tertinggi Eropa pertama mereka pada 1968. George Best juga sudah dipercaya sebagai sosok yang jenius oleh seorang pencari bakat United ketika usianya masih berusia 15 tahun.
Kendati begit Best tidak pernah bisa berpartisipasi dalam acara sepak bola terbesar di dunia bersama Irlandia Utara. Pada masa jayanya Irlandia Utara gagal lolos ke Piala Dunia 1966, 1970 dan 1974. Ketika Irlandia Utara akhirnya lolos ke Piala Dunia pada tahun 1982 Best sudah terlambat. Kala itu dia sudah berusia 36 tahun dan dinilai melambat.
3. George Weah
King George panggilang karibnya di Liberia telah istimewa untuk klub-klub di Prancis, Italia dan Inggris. Arsene Wenger adalah orang pertama yang mendapatkan bakatnya dari Eropa dan merekrutnya untuk Monaco pada tahun 1988. Empat tahun kemudian Weah pindah ke Paris Saint- Germain pada 1992 di mana ia memenangkan gelar domestik pada 1994. Weah juga menjadi pencetak gol terbanyak tahun 1994 –95 Liga Champions.
Weah kemudian pindah ke Milan pada 1995 dan menghabiskan empat musim yang sukses bahkan memenangkan dua gelar Serie A. Dikenal luas oleh banyak orang sebagai salah satu pemain Afrika terbesar sepanjang masa Weah terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA Tahun 1995. Weah juga memenangkan Ballon d'Or menjadi pemain Afrika pertama dan satu-satunya yang memenangkan penghargaan ini.
Namun demikian Weah tidak dapat membawa kesuksesan yang sama ke tim nasionalnya. Membela salah satu negara yang lebih kecil di dunia sepak bola Weah melakukan segalanya karena juga pernah memainkan peran sebagai pelatih kemudian dan bahkan mendanai Liberia. Terlepas dari semua usahanya Liberia gagal memenuhi syarat untuk salah satu peserta turnamen Piala Dunia FIFA.
4. Eric Cantona
Dengan empat gelar Liga Inggris dalam lima tahun dan dua Piala FA maka tidak mengherankan jika dia disebut 'King Cantona'. Kedatangan Cantona mengubah nasib untuk tim saat memainkan peran kunci dalam kebangkitan Manchester United sebagai kekuatan sepak bola pada 1990-an. Meski sukses dalam karier klubnya Cantona memiliki kesialan ketika mewakili negara asalnya Prancis di Piala Dunia. Cantona diberikan debut internasional penuh melawan Jerman Barat pada bulan Agustus 1987 oleh manajer tim nasional Henri Michel.
Pada bulan September 1988 setelah dikeluarkan dari tim nasional Cantona yang marah menyebut Michel dengan kalimat buruk dalam wawancara TV pasca- pertandingan. Hal itu membuatnya disuspensi dari pertandingan internasional. Namun tak lama setelah itu Michel dipecat setelah gagal memimpin Prancis untuk lolos ke Piala Dunia FIFA 1990. Empat tahun kemudian di bawah Gérard Houllier sekali lagi Prancis gagal lolos ke Piala Dunia 1994 setelah kalah dalam pertandingan terakhir di kandang sendiri melawan Bulgaria.
Pada bulan Januari 1995 Cantona diskors untuk tendangan kung-fu yang ditujukan pada penggemar Crystal Palace dalam pertandingan United di Selhurst Park. Pada saat hukuman Cantona telah selesai ia kehilangan perannya sebagai playmaker tim karena hadirnya Zinédine Zidane. Marah oleh ini Cantona akhirnya mengakhiri karier internasionalnya dengan Prancis pada 18 Januari 1995 setelah kemenangan 1-0 atas Belanda.
5. Ryan Giggs
Ryan Giggs bisa dibilang sangat sukses setelah memegang rekor satu-satunya pemain yang memenangkan lebih banyak gelar Liga Inggris ketimbang pemain United lainnya. Giggs sukses meraih 13 gelar liga, 2 trofi Liga Champions, 4 Piala FA dan lainnya. Namun demikian, dia tak pernah mampu meloloskan negaranya ke Piala Dunia.
Giggs membuat debut internasionalnya dalam pertandingan tandang lawan Jerman pada Oktober 1991 sebagai pemain pengganti. Pertandingan terakhirnya untuk Wales adalah kualifikasi Euro 2008 dan jadi kapten melawan Republik Ceko pada 2 Juni. Dalam 16 tahun sebagai pemain, Wales gagal lolos ke Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa.
Tidak ada komentar: